Gaya
kognitif menunjuk kepada karakteristik individu dalam usaha mengorganisasikan
lingkungan secara konseptual (Goldstein dan Blackman, 1978:2). Lebih rinci
dinyatakan bahwa gaya kognitif adalah koleksi strategi atau pendekatan untuk
menerima, mengingat, dan berpikir yang cenderung digunakan individu untuk
memahami lingkungannya (Aiken, 1997:343). Setiap individu akan memilih cara
yang disukainya untuk memproses informasi sebagai respon terhadap stimuli
lingkungan. Ada individu yang menerima informasi seperti disajikan, sementara
individu yang lain mereorganisasikan informasi dengan caranya sendiri.
Park
(1996:639) menyatakan bahwa gaya kognitif merupakan karakteristik individu
dalam berpikir, merasakan, mengingat, memecahkan masalah, dan membuat
keputusan. Informasi yang tersusun baik, rapi, dan sistematis lebih mudah
diterima oleh individu tertentu. Individu lain lebih mudah menerima informasi
yang tersusun tidak terlalu rapi dan tidak terlalu sistematis.
Sebagai
karakteristik perilaku, gaya kognitif berada lintas kemampuan dan kepribadian
serta dimanifestasikan pada beberapa aktivitas dan media (Anastasi dan Susana
Urbina, 1997:444). Gaya kognitif menunjukkan adanya variasi antar individu
dalam pen-dekatannya terhadap satu tugas tetapi variasi itu tidak menunjukkan
tingkat intelegensi atau kemampuan tertentu. Individu-individu yang memiliki
gaya kognitif yang sama belum tentu memiliki kemampuan yang sama.
Setiap individu memiliki karakteristik yang khas, yang tidak dimiliki oleh
individu lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa setiap individu berbeda
satu dengan yang lain. Selain berbeda dalam tingkat kecakapan memecahkan
masalah, taraf kecerdasan, atau kemampuan berpikir, siswa juga dapat berbeda
dalam cara memperoleh, menyimpan serta menerapkan pengetahuan. Mereka dapat berbeda dalam cara pendekatan
terhadap situasi belajar, dalam cara mereka menerima, mengorganisasikan dan
menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka, dalam cara mereka merespons metode
pengajaran tertentu. Perbedaan-perbedaan antar pribadi yang menetap dalam cara
menyusun dan mengolah informasi serta pengalaman-pengalaman ini dikenal gaya
kognitif. (Slameto, 2003:160).
Gaya kognitif merupakan cara siswa yang khas
dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara penerimaan dan pengolahan
informasi, sikap terhadap informasi , maupun kebiasan yang berhubungan dengan
lingkungan belajar. Gaya kognitif
merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran. Keduduka
gaya kognitif dalam proses pembelajaran tidak dapat diabaikan. Karena gaya
kognitif ini merupakan salah satu karakteristik siswa yang masuk dalam variabel
kondisi pembelajaran, dismping karakteristik siswa lainnya seperti motivasi,
minat, bakat, sikap dan kemampuan berfikir, dan lain-lain. Sebagai salah satu
karakterisrik siswa, kedudukan gaya kognitif dalam proses pembelajaran penting
diperhatikan guru atau perangcang pembelajaran sebab rancangan pembelajaran
yang disusun dengan mempertimbangkan gaya kognitif berarti menyajikan materi
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki siswa.
Gaya kognitif merujuk pada cara seseorang memproses, menyimpan maupun
menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai
jenis situasi lingkungannya. Disebut sebagai gaya dan bukan sebagai kemampuan
karena merujuk pada bagaimana seseorang memproses informasi dan memecahkan
masalah dan bukan merujuk pada bagaimana proses penyelesaian yang terbaik.
Hsiao Yu-ping mengemukakan bahwa penumbuhan dan pengaktifan proses
kognitif sangat erat hubungannya dengan karakteristik proses kognitif siswa.
Dengan demikian, untuk meningkatan proses kognitif dalam diri siswa, diperlukan perhatian
terhadap karakteristik setiap individu siswa. Dalam rangcangan pembelajaran
pengorganisasian model elaborasi dan pengorganiasasian buku teks, sebelum
rangcangan disusun. Hal yang dilakukan guru terlebih dahulu adalah mengadakan pengetesan terhadap
karakteristik siswa yang diarahkan pada pengetesan gaya kognitif. Dengan
pengetesan gaya kognitif tersebut, guru atau perangcang pembelajaran dapat
mengetahui tentang gaya kognitif yang dimiliki siswa.
Beberapa
batasan para ahli tentang gaya kognitif tersebut diantaranya Witkin mengemukaan
bahwa gaya kognitif sebagai ciri khas siswa dalam belajar. Pendapat lain juga
dikemukakan oleh Shirley dan Rita menyatakan bahwa gaya kognitif merupakan
karakteristik individu dalam berpikir, merasakan, mengingat, memecahkan
masalah, dan membuat keputusan. Informasi yang tersusun baik, rapi, dan
sistematis lebih mudah diterima oleh individu tertentu. Individu lain lebih
mudah menerima informasi yang tersususn tidak terlalu rapi dan tidak terlalu
sistematis.
Sebagai
karakteristik perilaku, gaya kognitif berada pada lintasan kemampuan dan
kepribadian serta dimanifrestasikan pada beberapa aktivitas dan media. Gaya
kognitif menunjukan adanya variasi antar individu dalam pendekatannya terhadap
satu tugas, tetapi variasi itu tidak menunjukan intelegensi atau kemampuan
tertentu.
Selanjutnya
Ardana,
I Made menjelaskan bahwa banyak variasi
gaya kognitif yang diminati para pendidik, mereka membedakan gaya kognitif
berdasarkan dimensi, yakni: (a) Perbedaan aspek psikologis,
yang terdiri dari filed independence(FI)
dan filed dependence(FD), (b) Waktu pengalaman konsep, yang terdiri
dari gaya impulsive dan gaya reflective. Sedangkan menurut Keefe
(dalam Ardana,
I Made) bahwa: gaya kognitif dapat dipilah dalam dua
kelompok,yaitu dalam menerima informasi (reception
style) dan gaya kognitif dalam pembentukan konsep dan retensi (concept formation and retention style).
Gaya dalam
menerima informasi lebih berkaitan dengan persepsi dan analisis data, sedangkan
gaya dalam pembentukan konsep dan retensi mengacu pada perumusan hipotesis,
pemecahan masalah dan proses ingatan. Keefe juga menambahkan, bahwa gaya
kognitif merupakan bagian dari gaya belajar, dan gaya belajar berhubungan
(namun berbeda) dengan kemampuan intelektual.
Definisi-definisi
tersebut di atas mengungkapkan bahwa gaya kognitif memiliki indikator dalam cara yang khas pemfungsian kegiatan
perseptual yaitu: (1)
kebiasaan
memberikan perhatian, (2)
menerima,
menangkap, merasakan, menyeleksi, mengorganisasikan stimulus atau informasi, (3) Dan memfungsikan kegiatan
intelektual yaitu: menginterpretasi, mengklasifikasi, mengubah bentuk informasi
intelektual. Cara yang khas tersebut bersifat konsisten dan dapat memasuki ke
seluruh tingkah laku, baik dalam aspek kogkitif maupun dalam aspek afektif.
Berdasarkan
uraian tentang gaya kognitif tersebut,
dapat diketahui bahwa gaya kognitif dapat dipandang sebagai salah satu
variabel dalam pembelajaran. Dalam hal ini, kedudukannya merupakan variabel
karakteristik siswa, dan keberadaannya bersifat internal. Artinya gaya kognitif
merupakan kapabilitas seseorang yang berkembang seiring dengan perkembangan
kecerdasannya. Bagi siswa, gaya kognitif tersebut sifatnya given dan dapat
berpengaruh pada hasil belajar mereka. Dalam hal ini siswa yang memiliki gaya
kognitif tertentu memerlukan strategi pembelajaran tertentu pula untuk
memperoleh hasil belajar yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar