Baroody (1993)
mengemukakan lima aspek komunikasi, kelima aspek itu adalah:
a.
Representasi (representing),
membuat representasi berarti membuat bentuk yang lain dari ide atau
permasalahan, misalkan suatu bentuk table direpresentasikan ke dalam bentuk
diagram atau sebaiknya. Representasi dapat membantu anak menjelaskan konsep
atau ide dan memudahkan anak mendapatkan strategi pemecahan.Selain itu dapat
meningkatkan fleksibelitas dalam menjawab soal matematika. Namun mulai dari
NCTM 2000, kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan tersendiri dan
terpisah dari kemampuan komunikasi matematis.
b.
Mendengar (listening), aspek
mendengar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam diskusi.
Kemampuan dalam mendengarkan topik-topik yang sedang didiskusikan akan
berpengaruh pada kemampuan siswa dalam memberikan pendapat atau komentar. Siswa
sebaiknya mendengar secara hati-hati manakala ada pertanyaan dan komentar dari
temannya. Baroody (1993) mengemukakan bahwa mendengar secara hati-hati terhadap
pernyataan teman dalam suatu grup juga dapat membantu siswa mengkonstruksi
pengetahuan matematika lebih lengkap ataupun strategi matematika yang lebih
efektif.
c. Membaca
(reading), proses membaca merupakan kegiatan yang kompleks, karena di
dalamnya terkait aspek mengingat, memahami, membandingkan, menganalisis, serta
mengorganisasikan apa yang terkandung dalam bacaan.
Jadi
kemampuan komunikasi matematis merupakan suatu cara bagi siswa untuk
mengkomunikasikan ide-ide, strategi maupun solusi matematika baik secara lisan
(berbicara) maupun tertulis serta merefleksikan pemahaman tentang matematika
sehingga siswa yang mempelajari matematika mampu memahami dan menggunakan tata
bahasa matematika yang meliputi kosakata dan struktur matematika, memahami
serta mendeskripsikan informasi informasi penting dari suatu wacana matematika,
mengetahui informasi-informasi cultural atau sosial dalam konteks permasalahan
matematika, dan dapat menguraikan sandi/kode dalam pesan-pesan matematika.
Keseluruhan indikator kemampuan komunikasi matematis tersebut terangkum dalam 4
aspek yang meliputi :
a. Kemampuan
tata bahasa (grammatical competence),
b. Kemampuan
memahami wacana (discourse competence),
c. Kemampuan
sosiolinguistik (sociolinguistic competence),
d. Kemampuan
strategis (strategic competence) agar siswa tertantang untuk berpikir
dan benalar secara matematis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar