Minggu, 11 Januari 2015

Komunikasi Matematika

Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dapat dilihat tujuan pendidikan matematika yang diantaranya bermakna mengembangkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematik siswa. Hanya saja, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan penalaran dan komunikasi matematik siswa masih rendah.
Salah satu dari standar proses pembelajaran adalah komunikasi (communication). Komunikasi dalam hal ini tidak sekedar komunikasi secara lisan atau verbal tetapi juga komunikasi secara tertulis. Komunikasi secara lisan dan tertulis termuat dalam komunikasi matematis. Komunikasi matematis adalah kemampuan siswa untuk menyatakan ide-ide matematika baik secara lisan maupun tertulis (NCTM, 2000 : 268). Menyatakan ide-ide matematika secara lisan dalam hal ini adalah komunikasi yang bersifat konvergen, artinya komunikasi yang berlangsung secara multi arah dari beberapa penerima informasi (siswa) menuju satu pemahaman materi yang dipahami bersama yang berlangsung secara dinamis serta berkembang ke arah pemahaman kolektif dan berkesinambungan (Bansu Irianto, 2003 :14).
Matematika sebagai salah satu ilmu yang harus dipelajari di setiap jenjang pendidikan tersebut mempunyai objek yang bersifat abstrak. Menurut Sugeng Mardiyono (2004 : 1), sifat objek matematika yang abstrak pada umumnya dapat membuat materi matematika sulit ditangkap dan dipahami. Hal tersebut seharusnya bukan menjadi alasan bagi siswa untuk takut terhadap pelajaran matematika, tetapi justru menjadikan siswa tertantang untuk selalu mempelajarinya. Sejatinya keabstrakan sifat objek matematika merupakan letak dari kekuatan yang ada dalam matematika itu sendiri, yang memungkinkan dapat diterapkan dalam berbagai konteks (Asep Jihad, 2008: 154). Sri Hartati (2008:20) menyatakan bahwa pembelajaran matematika sekolah untuk jenjang SMP dan MTs bertujuan untuk mengembangkan kemahiran atau kecakapan matematika yang diharapkan sebagai berikut :
1.      Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2.      Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik/diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.
3.      Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dari pernyataan matematika.
4.      Menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan), menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.
5.      Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki : (1) Rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika. (2) Sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Jelaslah bahwa kemampuan komunikasi matematika itu sangat penting dimiliki oleh setiap siswa karena dengan komunikasi matematis siswa mampu secara lisan dan tertulis dalam mengkomunikasikan gagasan/ide-ide matematika dengan simbol, tabel, grafik/diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah yang berupa : kosakata dan struktur matematika melalui tata bahasa matematika (mathematics grammatical), wacana matematika (mathematics discourse), permasalahan sosial/kontekstual dengan matematika (sosiolinguistic), dan sandi/kode dalam pesan-pesan matematika (mathematics strategy) yang keseluruhannya terangkum dalam empat aspek kemampuan komunikasi matematis.
Dalam mempelajari matematika siswa banyak mengalami permasalahan, salah satu yang menjadi permasalahan  dalam mempelajari matematika yaitu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak matematika adalah salah satu hal yang menyebabkan banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, seorang guru matematika harus dapat memilih dan mengembangkan suatu metode dalam kegiatan belajar mengajarnya dan disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia dalam aspek komunikasi matematis masih rendah. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis ditunjukkan dalam studi Rohaeti (2003) bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa berada dalam kualifikasi kurang. Demikian juga Purniati (2003) menyebutkan bahwa respons siswa terhadap soal-soal komunikasi matematis umumnya kurang. Hal ini dikarenakan soal-soal pemecahan masalah dan komunikasi matematis masih merupakan hal-hal yang baru, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya.
Siswa belajar matematika pada umumnya belum aktif, menurut Zulkardi (Suherman, 2008:7) “Sebagian besar guru di Indonesia masih menyampaikan materi pelajaran matematika dengan pendekatan tradisional yang menekankan metode ceramah dan tanya jawab”. Pada pembelajaran ini gurulah yang berperan aktif sebagai sumber informasi dan siswa cenderung pasif dengan hanya menunggu informasi yang disampaikan guru, sehingga pemahaman siswa tentang konsep-konsep matematika sangat lemah.
Namun dalam mencapai kemampuan komunikasi matematika ini tidaklah mudah, hal ini dapat dilihat dari beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika . Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai konsep belajar sebagaimana yang diharapkan, seperti:
1.      Siswa jarang bertanya karena siswa tidak tahu dan tidak paham apa yang ingin dinyatakan.
2.      Siswa jarang menanggapi tanggapan karena belum mampu menjelaskan ide – ide matematika.
3.      Beberapa siswa mampu menyelesaikan soal matematika, tetapi kurang memahami apa yang terkandung dalam soal tersebut.
4.      Banyak siswa yang tidak mampu membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Kemampuan siswa mengilustrasikan dan menginterprestasikan berbagai masalah dalam bahasa dan pernyataan-pernyataan matematika serta dapat menyelesaikan masalah tersebut menurut aturan atau kaedah matematika, merupakan karakteristik siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan penting dalam berbagai disiplin ilmu serta mampu mengembangkan daya pikir manusia. Bagi dunia keilmuan, matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi secara cermat dan tepat. Dapat dikatakan bahwa perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika.

1 komentar:

  1. sanggat membantu tapi sayang daftar pustakanya tidak di cantumkan

    BalasHapus