Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi dapat dilihat tujuan pendidikan matematika yang diantaranya bermakna
mengembangkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematik siswa. Hanya saja, kenyataan
di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan penalaran dan komunikasi matematik
siswa masih rendah.
Salah satu dari standar proses pembelajaran adalah
komunikasi (communication). Komunikasi dalam hal ini tidak sekedar
komunikasi secara lisan atau verbal tetapi juga komunikasi secara
tertulis. Komunikasi secara lisan dan tertulis termuat dalam komunikasi
matematis. Komunikasi matematis adalah kemampuan siswa untuk menyatakan ide-ide
matematika baik secara lisan maupun tertulis (NCTM, 2000 : 268). Menyatakan
ide-ide matematika secara lisan dalam hal ini adalah komunikasi yang bersifat
konvergen, artinya komunikasi yang berlangsung secara multi arah dari beberapa
penerima informasi (siswa) menuju satu pemahaman materi yang dipahami bersama
yang berlangsung secara dinamis serta berkembang ke arah pemahaman kolektif dan
berkesinambungan (Bansu Irianto, 2003 :14).
Matematika sebagai
salah satu ilmu yang harus dipelajari di setiap jenjang pendidikan tersebut mempunyai objek yang
bersifat abstrak. Menurut Sugeng Mardiyono
(2004 : 1), sifat objek matematika yang abstrak pada umumnya dapat membuat materi matematika sulit
ditangkap dan dipahami. Hal tersebut seharusnya
bukan menjadi alasan bagi siswa untuk takut terhadap pelajaran matematika, tetapi justru menjadikan
siswa tertantang untuk selalu mempelajarinya.
Sejatinya keabstrakan sifat objek matematika merupakan letak dari kekuatan yang ada dalam matematika
itu sendiri, yang memungkinkan dapat diterapkan
dalam berbagai konteks (Asep Jihad, 2008: 154). Sri Hartati (2008:20)
menyatakan bahwa pembelajaran matematika sekolah untuk jenjang SMP dan MTs
bertujuan untuk mengembangkan kemahiran atau kecakapan matematika yang
diharapkan sebagai berikut :
1. Menunjukkan
pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Memiliki
kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik/diagram untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
3. Menggunakan
penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dari pernyataan
matematika.
4. Menunjukkan
kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan), menafsirkan dan menyelesaikan
model matematika dalam pemecahan masalah.
5. Memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki : (1) Rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika. (2) Sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Jelaslah bahwa kemampuan komunikasi matematika itu
sangat penting dimiliki oleh setiap siswa karena dengan komunikasi matematis
siswa mampu secara lisan dan tertulis dalam mengkomunikasikan gagasan/ide-ide
matematika dengan simbol, tabel, grafik/diagram untuk memperjelas keadaan atau
masalah yang berupa : kosakata dan struktur matematika melalui tata bahasa
matematika (mathematics grammatical), wacana matematika (mathematics
discourse), permasalahan sosial/kontekstual dengan matematika (sosiolinguistic),
dan sandi/kode dalam pesan-pesan matematika (mathematics strategy) yang
keseluruhannya terangkum dalam empat aspek kemampuan komunikasi matematis.
Dalam mempelajari matematika siswa banyak mengalami
permasalahan, salah satu yang menjadi permasalahan dalam mempelajari matematika yaitu
karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat
abstrak matematika adalah salah satu hal yang menyebabkan banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, seorang guru matematika
harus dapat memilih dan mengembangkan suatu metode dalam kegiatan belajar
mengajarnya dan disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil
pembelajaran matematika di Indonesia dalam aspek komunikasi matematis masih
rendah. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis ditunjukkan dalam studi
Rohaeti (2003) bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa berada
dalam kualifikasi kurang. Demikian juga Purniati (2003) menyebutkan bahwa
respons siswa terhadap soal-soal komunikasi matematis umumnya kurang. Hal ini
dikarenakan soal-soal pemecahan masalah dan komunikasi matematis masih
merupakan hal-hal yang baru, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikannya.
Siswa belajar matematika pada umumnya belum aktif,
menurut Zulkardi (Suherman, 2008:7) “Sebagian besar guru di Indonesia masih
menyampaikan materi pelajaran matematika dengan pendekatan tradisional yang
menekankan metode ceramah dan tanya jawab”. Pada pembelajaran ini gurulah yang
berperan aktif sebagai sumber informasi dan siswa cenderung pasif dengan hanya
menunggu informasi yang disampaikan guru, sehingga pemahaman siswa tentang
konsep-konsep matematika sangat lemah.
Namun dalam mencapai kemampuan komunikasi matematika
ini tidaklah mudah, hal ini dapat dilihat dari beberapa faktor yang menyebabkan
siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika . Banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam mencapai konsep belajar sebagaimana yang diharapkan,
seperti:
1. Siswa
jarang bertanya karena siswa tidak tahu dan tidak paham apa yang ingin
dinyatakan.
2. Siswa
jarang menanggapi tanggapan karena belum mampu menjelaskan ide – ide
matematika.
3. Beberapa
siswa mampu menyelesaikan soal matematika, tetapi kurang memahami apa yang
terkandung dalam soal tersebut.
4. Banyak
siswa yang tidak mampu membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Kemampuan
siswa mengilustrasikan dan menginterprestasikan berbagai masalah dalam bahasa
dan pernyataan-pernyataan matematika serta dapat menyelesaikan masalah tersebut
menurut aturan atau kaedah matematika, merupakan karakteristik siswa yang
mempunyai kemampuan komunikasi matematika. Matematika merupakan
ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern dan penting dalam berbagai disiplin ilmu serta mampu mengembangkan daya pikir manusia. Bagi
dunia keilmuan, matematika memiliki peran
sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi secara cermat dan tepat. Dapat dikatakan
bahwa perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika.
sanggat membantu tapi sayang daftar pustakanya tidak di cantumkan
BalasHapus