Minggu, 11 Januari 2015

Gaya Kognitif Field-independence (FI) dan Field-dependence (FD)

Menurut  Woolfolk (dalam Ardana, I Made) menjelaskan bahwa banyak variasi gaya kognitif yang diminati para pendidik salah satunya adalah gaya kognitif FI dan FD, menurutnya implementasi dalam pembelajaran sangat menentukan pembelajaran. Seorang siswa yang memiliki gaya kognitif field dependence (FD), global perseptualnya merasakan beban yang berat, sukar memproses, mudah mempersepsi apabila informasi dimanipulasi sesuai dengan konteksnya. Seorang yang memiliki diferensiasi psikologis field independence (FI), artikulasi akan mempersepsi secara analitis, ia akan dapat memisahkan stimulus dalam konteksnya, tetapi persepsinya lemah ketika terjadi perubahan konteks. Namun, diferensi psikologis dapat diperbaiki melalui situasi yang bervariasi. Individu pada katagori FI biasanya menggunakan faktor-faktor inernal sebagai arahan dalam menolah informasi. Orang yang FI megerjakan tugas secara tidak berurutan dan merasa efisien bekerja sendiri.
 Dalam situasi sosial orang yang FD umumnya tertarik mengamati kerangka situasi sosial, memahami wajah orang lain, tertarik pada pesan-pesan verbal dengan social content, lebih besar memperhitungkan kondisi sosial eksternal sebagai feeling dan bersikap. Pada situasi sosial tertentu orang FD cenderung lebih bersikap baik. Antara lain bisa bersifat hangat, mudah bergaul, ramah, responsif, selalu ingin tau lebih banyak jika di bandingkan dengan orang yang FI. Orang yang FI, dalam situasi sosial sebaliknya merasa ada tekana dari luar (eksternal pressure). Dan menanggapi situasi secara dingin, ada jarak, tidak sensitif.  Berdasarkan uraian di atas, dapat dibedakan gaya kognitif seseorang menjadi dua tipe, yaitu:
a.       Field independence.
Orang yang dapat menanggulangi efek pengecoh dengan cara analitik.
b.      Field dependence.
Orang yang menanggulangi efek pengecoh dengan cara global.
Indikator  individu yang field dependence dan field independence, sebagai berikut:
a.  Di dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan suatu soal, maka individu field independence akan bekerja lebih baik jika diberikan kebebasan. Sedangkan individu yang field dependence akan bekerja lebih baik jika diberikan petunjuk atau bimbingan secara ekstra (lebih banyak).
b.   Individu yang field independence mempunyai kecenderungan tidak mudah dipengaruhi lingkungan, dan sebaliknya individu yang field dependence mempunyai kecenderungan lebih mudah dipengaruhi lingkungan.
c.   Dalam menyelesaikan tugas atau memecahkan suatu masalah (problem solving) yang menghendaki suatu keterampilan maka individu yang field independence akan menghasilkan lebih baik dibanding dengan individu yang field dependence.
Implikasi gaya kognitif berdasakan perbedaan psikologis pada siswa dalam pembelajaran yang disarikan dari Slameto (1995) dan Ardana (2002), adalah sebagai berikut:
a.       Siswa yang memiliki gaya kognitif ‘field-independent’ cenderung memilih belajar individual, memungkinkan merespon lebih baik, dan lebih independent. Siswa dengan kognitif ‘field-dependent’ lebih memungkinkan mencapai tujuan dengan motivasi intrinsic, dan cenderung bekerja untuk memenuhi tujuannya sendiri.
b.      Siswa yang memiliki gaya kognitif ‘field-dependent’ cenderung memilih belajar dalam kelompok dan sesering mungkin berinteraksi dengan guru, memerlukan ganjaran penguatan yang bersifat eksteinsik. Untuk siswa dengan gaya kognitif ‘field-dependent’ ini guru perlu merancang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Mereka akan bekerja kalau ada tuntunan guru dan motivasi yang tinggi berupa pujian dan dorongan.
Untuk lebih mudah melihat perbedaan implikasi kedua gaya kognitif siswa dalam pembelajaran di kelas.
a.       Field-dependent
§  Penerimaan secara global
§  Memeahami secara global struktur yang diberikan
§  Membuat perbedaan yang umum dan luas antara konsep, melihat hubungan / keterkaitan.
§  Orientasi social
§  Belajar materi yang lebih bersifat sosial.
§  Materi yang baik adalah materi yang relevan dengan pengalamannya.
§  Memerlukan bantuan luar dan penguatan untuk mencapai tujuan.
§  Memerlukan pengorganisasian.
§  Lebih dipengaruhi oleh kritik.
§  Menggunakan pendekatan penonton untuk mencapai konsep.

b.      Field-independent
§  Penerimaan secara analitis
§  Memahami secara artikulasi dari struktur yang diberikan atau pembatasan.
§  Membuat perbedaan konsep yang spesifik dengan sedikit mungkin tumpang tindih.
§  Orientasi pada perorangan
§  Belajar materi sosial hanya sebagai tugas yang disengaja.
§  Tujuan dapat dicapai dengan penguatan sendiri.
§  Bisa dengan situasi struktur sendiri.
§  Sedikit dipengaruhi oleh kritik.

§  Menggunakan pendekatan pengetesan hipotesis dalam pencapaian konsep.

3 komentar:

  1. Assalamu alaikum
    Dimana saya bisa dapat buku yang memabahas gaya kognitif fi dan fd? Mohon dibalas

    BalasHapus
  2. Kalau bukunya. Boleh di infokan 085394318080

    BalasHapus