Menurut Woolfolk (dalam Ardana,
I Made) menjelaskan bahwa banyak variasi
gaya kognitif yang diminati para pendidik salah satunya adalah gaya kognitif FI
dan FD, menurutnya implementasi dalam pembelajaran sangat menentukan
pembelajaran. Seorang siswa yang memiliki gaya kognitif field dependence (FD), global perseptualnya merasakan beban yang
berat, sukar memproses, mudah mempersepsi apabila informasi dimanipulasi sesuai
dengan konteksnya. Seorang yang memiliki diferensiasi psikologis field independence (FI), artikulasi akan
mempersepsi secara analitis, ia akan dapat memisahkan stimulus dalam
konteksnya, tetapi persepsinya lemah ketika terjadi perubahan konteks. Namun,
diferensi psikologis dapat diperbaiki melalui situasi yang bervariasi. Individu
pada katagori FI biasanya menggunakan faktor-faktor inernal sebagai arahan
dalam menolah informasi. Orang yang FI megerjakan tugas secara tidak berurutan
dan merasa efisien bekerja sendiri.
Dalam situasi sosial orang yang FD umumnya
tertarik mengamati kerangka situasi sosial, memahami wajah orang lain, tertarik
pada pesan-pesan verbal dengan social
content, lebih besar memperhitungkan kondisi sosial eksternal sebagai feeling dan bersikap. Pada situasi
sosial tertentu orang FD cenderung lebih bersikap baik. Antara lain bisa
bersifat hangat, mudah bergaul, ramah, responsif, selalu ingin tau lebih banyak
jika di bandingkan dengan orang yang FI. Orang yang FI, dalam situasi sosial
sebaliknya merasa ada tekana dari luar (eksternal
pressure). Dan menanggapi situasi secara dingin, ada jarak, tidak
sensitif. Berdasarkan uraian di atas, dapat
dibedakan gaya kognitif seseorang menjadi dua tipe, yaitu:
a. Field independence.
Orang yang
dapat menanggulangi efek pengecoh dengan cara analitik.
b. Field dependence.
Orang yang
menanggulangi efek pengecoh dengan cara global.
Indikator individu yang field dependence dan field
independence, sebagai berikut:
a. Di dalam
melaksanakan tugas atau menyelesaikan suatu soal, maka individu field independence akan bekerja lebih
baik jika diberikan kebebasan. Sedangkan individu yang field dependence akan bekerja lebih baik jika diberikan petunjuk
atau bimbingan secara ekstra (lebih banyak).
b. Individu
yang field independence mempunyai
kecenderungan tidak mudah dipengaruhi lingkungan, dan sebaliknya individu yang field dependence mempunyai kecenderungan
lebih mudah dipengaruhi lingkungan.
c. Dalam
menyelesaikan tugas atau memecahkan suatu masalah (problem solving) yang menghendaki suatu keterampilan maka individu
yang field independence akan
menghasilkan lebih baik dibanding dengan individu yang field dependence.
Implikasi
gaya kognitif berdasakan perbedaan psikologis pada siswa dalam pembelajaran
yang disarikan dari Slameto (1995) dan Ardana (2002), adalah sebagai berikut:
a. Siswa yang memiliki gaya kognitif
‘field-independent’ cenderung memilih belajar individual, memungkinkan merespon
lebih baik, dan lebih independent. Siswa dengan kognitif ‘field-dependent’
lebih memungkinkan mencapai tujuan dengan motivasi intrinsic, dan cenderung
bekerja untuk memenuhi tujuannya sendiri.
b. Siswa yang memiliki gaya kognitif
‘field-dependent’ cenderung memilih belajar dalam kelompok dan sesering mungkin
berinteraksi dengan guru, memerlukan ganjaran penguatan yang bersifat
eksteinsik. Untuk siswa dengan gaya kognitif ‘field-dependent’ ini guru perlu
merancang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Mereka akan
bekerja kalau ada tuntunan guru dan motivasi yang tinggi berupa pujian dan
dorongan.
Untuk
lebih mudah melihat perbedaan implikasi kedua gaya kognitif siswa dalam
pembelajaran di kelas.
a. Field-dependent
§ Penerimaan secara global
§ Memeahami secara global struktur
yang diberikan
§ Membuat perbedaan yang umum dan luas
antara konsep, melihat hubungan / keterkaitan.
§ Orientasi social
§ Belajar materi yang lebih bersifat
sosial.
§ Materi yang baik adalah materi yang
relevan dengan pengalamannya.
§ Memerlukan bantuan luar dan
penguatan untuk mencapai tujuan.
§ Memerlukan pengorganisasian.
§ Lebih dipengaruhi oleh kritik.
§ Menggunakan pendekatan penonton
untuk mencapai konsep.
b. Field-independent
§ Penerimaan secara analitis
§ Memahami secara artikulasi dari
struktur yang diberikan atau pembatasan.
§ Membuat perbedaan konsep yang
spesifik dengan sedikit mungkin tumpang tindih.
§ Orientasi pada perorangan
§ Belajar materi sosial hanya sebagai
tugas yang disengaja.
§ Tujuan dapat dicapai dengan
penguatan sendiri.
§ Bisa dengan situasi struktur
sendiri.
§ Sedikit dipengaruhi oleh kritik.
§ Menggunakan pendekatan pengetesan
hipotesis dalam pencapaian konsep.
Assalamu alaikum
BalasHapusDimana saya bisa dapat buku yang memabahas gaya kognitif fi dan fd? Mohon dibalas
Kalau bukunya. Boleh di infokan 085394318080
BalasHapusBuku dong kk
BalasHapus